MORFOSINTAKSIS PENJAJARAN KATA DALAM FRASA


MORFOSINTAKSIS

PENJAJARAN KATA DALAM FRASA
 Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2FKc-vtPdkl-eLT3mlWSucgl3RBICo5SuNJMrPI8wQc76QyFUPeVJxPfFYYaHItGPmg9clx4oH0alSgEjl1mf9STcQ2_OG8dFqfXdoStV7dnb9ebE0c45C57VrTPdce8VczyUp76BRf4/s1600/logonya+unhas.jpg

Oleh:
RISMAN IYE
P1200215004

FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015





1.      Dalam bahasa Indonesia penjajaran kata mempunyai fungsi semantis. Beberapa fungsi semantis kadang dinyatakan oleh satu jenis penjajaran kata yang sama.

Jawaban

Fungsi semantis memang sering dinyatakan dengan penjajaran kata yang sama, namun perlu diketahui ada tiga sarana dalam membangun kata-kata dalam frasa. Penjajaran kata mempunyai fungsi semantis, artinya dalam penjajaran kata sudah ada penjelasan tentang apa makna yang terkandung dari kata-kata itu atau dalam tataran kalimat itu. Suatu kalimat akan  semakin jelas maknanya dalam kalimat jika ada pemerian  ataupun persendian untuk menghindari kalimat masuk dalam kriteria  jenis kalimat ambigu.
Perhatikan contoh kalimat ambigu berikut:
-          Kakak Maman yang bodoh itu tenggelam di sungai
Sarana penjajaran
Dari contoh di atas, penjajaran kata dalam kalimat itu dibutuhkan sarana kedua yaitu perangkaian dan sarana ketiga yaitu persendian. Karena kalimat tersebut masih ambigu atau bermakna ganda.

-          Sarana perangkaian
Kakak Maman yang bodoh itu tenggelam di sungai
Dalam contoh kalimat di atas dapat kita rangkaikan dengan unsur tambahan dalam frasa kakak maman  yaitu  kata “tadi” sehingga menjadi:
Kakak, tadi  Maman yang bodoh itu tenggelam di sungai

-          Sarana persendian
Dalam sarana persendian ini menggunakan jeda yaitu tanda baca. Jeda  dalam kalimat berfungsi memperjelas kalimat yang mengalami ambiguitas. Jeda biasanya dilambangkan  tanda koma (,). Perhatikan contoh di bawah ini:
Kakak Maman yang bodoh itu tenggelam di sungai
Contoh kalimat di atas masih termasuk kalimat ambigu, namun setelah memakai sarana persendian yaitu tanda baca koma (,):
Kakak, Maman yang bodoh itu tenggelam di sungai
Kakak Maman, yang bodoh itu tenggelam di sungai

2.      Ambiguitas bukan saja ditimbulkan oleh adanya fungsi-fungsi semantic yang berbeda dari penjajaran kata yang sama. Melainkan juga disebabkan terbatasnya jangkauan unsure tambahan dalam memberikan kata-kata yang ada dikirinya.

Jawaban

Ambigu adalah kata atau kalimat yang mempunyai arti lebih dari satu atau bermakna ganda. Kalimat ambigu secara structural atau ketatabahasaan sudah tepat makna ganda atau lebih dari satu makna.
Ambiguitas kalimat bukan saja ditimbulkan oleh adanya fungsi-fungsi semantis yang berbeda dari penjajaran kata yang sama, melainkan terbatasnya jangkauan unsur tambahan dalam memerikan kata-kata yang ada di kirinya, pernyataan ini benar sekali, karena pertemuan unsure-unsur dalam  frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia dan lain-lain dapat menimbulkan makna baru. Kita mengambil contoh pada unsur-unsur tambahan pada frasa verba, dimana memiliki makna yaitu: penjumlahan, pemilihan, ragam, negatif, aspek, tingkat.

3.      Ada tiga sarana untuk membangun hubungan antara kata-kata dalam frasa yaitu penjajaran perangkaian dan persendian. Hubungan yang tidak dapat dinyatakan dengan tegas oleh penjajaran dapat diperjelas oleh perangkaian




Jawaban

Tiga  sarana untuk membangun hubungan antara kata-kata dalam frasa yaitu penjajaran perangkaian dan persendian Tiga sarana tersebut saling menunjang  untuk memperjelas fungs-fungsi semantis dari suatu kalimat, karena ketiga sarana tersebut memiliki tugas sebagai sarana untuk memperjelas makna yang terkandung dalam setiap kalimat yang ambiguitas. Penggunaan ketiga sarana tersebut dapat tidak mesti bersamaan.

4.      Unsur tambahan ada yang terletak di kanan dan ada yang terleletak di kiri. Sesuai dengan tipe bahasa Indonesia sebagai bahasa VO, unsur tambahan yang terletak di kanan lebih banyak daripada yang dikiri.

Jawaban
Bahasa di dunia dibedakan menjadi bahasa VO dan OV. Bahasa Indonesia adalah jenis bahasa VO. Perlu diketahui bahwa ada konstituen inti yang mengisi V predikat. Modifier itu disebut qualifier (Q). Letak qualifier adalah sebelum V pada bahasa VO, jadi Q - V- O.

Perhatikan contoh di bawah ini:
1.      Dalam bahasa Indonesia
-          Dapat kerja  = QV
      Kata “dapat” pada frasa di atas adalah makna yang ditimbulkan oleh frasa verba yaitu ragam. Dalam bahasa Indonesia, verba “kerja” yang menjadi konstituen inti diterangkan oleh “dapat”.

Unsur tambahan yang terletak di kanan lebih banyak daripada yang di kiri” pernyataan ini benar, frasa verba dan frasa sifat banyak yang unsur tambahannya terletak di kiri.  Sedangkan dalam frasa nomina banyak  unsur tambahannya dominan terletak di kanan daripada di kiri misalnya pada makna yang ditimbulkan oleh frasa nomina: penjumlahan (dan), pemilihan (atau), kesamaan (adalah), penerang (yang), pembatas (yang, atau, dan, adalah), jumlah (jumlah unsur pusat), sebutan (panggilan/gelar). Dari contoh unsure tambahan tersebut sebagan besar unsure tambahannya terletak di kanan yaitu misalnya kata yang, atau, adalah, ini, itu, dan.

5.      Unsur tambahan  dikiri mempunyai perilaku yang berbeda dengan unsur tambahan di kanan. Unsur tambahan di kanan pada umumnya mempunyai jangkauan pengaruh ke kiri yang terbatas, kecuali beberapa deiksis dan kata penggolong atau penunjuk satuan.

Jawaban
Unsur tambahan di kanan pada umumnya mempunyai jangkauan pengaruh ke kiri yang terbatas, kecuali beberapa deiksis dan kata penggolong atau penunjuk satuan. Pernyataan ini benar sekali, perhatikan contoh di bawah ini:
-          Ayah (atau) ibu
Unsur tambahan ini juga tidak dapat menjangkau atau berpindah ke kiri. Kata “atau” merupakan unsure  tambahan yaitu makna pemilihan.

Namun perlu di ketahui dalam unsur tambahan misalnya makna penunjuk satuan atau penentu, mempunyai jangkauan pengaruh dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri, misalnya:
-          Cewek yang cantik (ini)
Contoh kalimat di atas bisa menjadi:
-          (ini) cewek yang cantik

6.      Unsur tambahan di kiri mempunyai jangkauan pengaruh ke kanan yang lebih jauh. Hubungan itu tidak pernah memerlukan bantuan kata perangkai.




Jawaban

Unsur tambahan yang terletak di kiri padaumumnya mempunyai pengaruh ke kanan yang lebih jauh dari pada pengaruh ke kiri dari unsure tambahan yang terletak di kanan. Pemeri di kiri tidak membentuk suatu konstruksi dengan satu kata yang langsung berada di kanannya. Penyangkal atau unsur tambahan negativ pada kata belum pada belum bekerja menyangkal bekerja. Yang  paling banyak jangkauannya adalah unsur tambahan dari kiri ke kanan.
Contohnya: pada unsur tambahan frasa verba bermakna tingkat (pandai sekali, malas amat).

7.      Unsur tambahan di kiri, demikian pula beberapa deiksis dan kata penunjuk satuan, dalam kontruksi frasa secara structural berada pada lapisan luar.

Jawaban
Unsur tambahan di kiri, demikian pula beberapa deiksis dan kata penunjuk satuan dalam kontruksi frasa secara struktural berada pada lapisan luar. Sebelum kita mengarah pada unsur tambahan, perlu dipahami apa yang dimaksud dengan deiksis. Deiksis (KBBI:2005:245) adalah hal atau fungsi menunjuk sesuatu di luar bahasa atau kata yang mengacu kepada persona, waktu, dan tempat suatu tuturan. Dalam kegiatan berbahasa kata-kata atau frasa-frasa yang mengacu kepada beberapa hal tersebut penunjukannya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung kepada siapa yang menjadi pembicara, saat dan tempat dituturkannya kata-kata itu.
Perhatikan contoh berikut:
Contoh ini menggunakan jenis deiksis waktu:
-          Nanti siang aku akan ke kampus
-          Lusa nanti ibu akan dating menemuiku
-          Bulan juli nanti mungkin buah rambutan akan panen
Kata “nanti” apabila dirangkaikan pada kata pagi, siang, sore, atau malam, tidak dapat memiliki jangkauan ke depan lebih dari satu hari, sedangkan dalam rangkaian dengan nama bulan, kata “nanti” dapat mempunyai jangkauan ke depan yang lebih jauh.
Begitu pula dengan penggunaan unsur tambahan penunjuk satuan (ini, itu):
-          Itu halaman yang bersih
-          Ini halaman yang bersih
Kedua kalimat di atas mendapat unsur tambahan penunjuk satuan. Pada kalimat pertama kata penunjuknya mengarah pada jangkauan jarak yang agak jauh dengn penutur. Sedangkan pada kalimat kedua kata penunjuknya mengarah pada jangkauan jarak yang agak dekat dengan penutur.

8.      Ketidakjelasan yang diakibatkan oleh terbatasnya jangkauan pemeri kanan dapat dipertegas dengan pergeseran dengan disertai perangkaian, tanpa perangkaian, atau peniadaan perangkai.

Jawaban
Pergeseran ada yang disertai dengan perangkaian, yaitu penggunaan kata perangkai, ada yang tidak disertai perangkaian dan ada yang disertai penghilangan kata perangkai. Hubungan antara pemeri dan yang diperikan yang langsung sifatnya tidak memerlukan kata perangkai.
Dalam pembicaraan mengenai frasa pakaian istri saya yang baru kalau yang dimaksud  yang baru adalah pakaian istri saya maka kedua itu dapat digeser menjadi pakaian baru istri saya dan jika yang baru di dini adalah istri saya maka dapat digeser menjadi pakaian istri baru saya.

9.      Frasa ganda endosentris atributif mempunyai susunan yang berlapis-lapis. Hu ungan makna antara kata-kata dalam frasa itu jelas jika hubungan structural antara kata-kata itu jelas. 
Jawaban
Frasa golongan ini adalah frasa yang terdiri atas unsure-unsur yang tidak setara.oleh karena itu, frasa endosentrik atributif tidak dapat dihubungkan dengan kata “dan” dan “atau”. Pengertian yang sama, frasa endosentris a unsure dalah yang terdiri atas unsure-unsur yang tidak setara karena ada unsur inti dan bukan inti (atributif).
Perhatikan contoh berikut:
-          Air  kotor
        inti        atr
-          Sedang mandi
    atr        inti 
-          Baju ganti
   inti    atr





Komentar

Postingan populer dari blog ini

KALIMAT AMBIGU DAN KALIMAT PARAFRASE