SEMANTIK DAN LEKSIKOGRAFI
TAKE HOME
 






OLEH:

Risman iye


PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016




1.      Salah satu teori semantik yang perlu mendapatkan perhatian dalam pengkajian makna adalah teori imeg (imaging  theory). (masih ingat tentang gambar segitiga semiotika Ogden dan Richard yang pernah dijelaskan?) kemukakan sekelumit pengertian yang saudara ketahui tentang teori tersebut! kemudian, uraikan penafsiran makna kedua kalimat berikut berdasarkan teori imej:
a.      Seorang anak menangis.
b.      Semua buruh di PT “X” mogok kerja.
Jawab:
Teori imeg (imaging theory) yang dikemukakan oleh Ogden dan Richard membahas tentang hubungan antara konsep, lambang, dan acuan yang diistilahkan dengan segi-tiga semiotik yang digambarkan sebagai berikut:
                                                Thought or Reference
 

                       
                     Syimbol  ……………………………….   Referent
Menurut teori ini symbol atau lambang adalah unsure linguistik berupa kata atau kalimat, acuan adalah objek, peristiwa, fakta  atau proses yang berkaitan dengan dunia pengalaman manusia, sedangkan konsep thought atau reference, atau meaning adalah apa yang ada pikiran (mind) tentang objek yang ditunjukan oleh lambang.
            Teori imej mengungkapkan makna dapat diuraikan berdasarkan gambaran atau imeg yang ada dalam pikiran seseorang. Maksudnya, apabila sesuatu perkataan itu disebut, didengar atau dibaca oleh seseorang maka mental atau pikirannya akan menggambarkan sesuatu yang berkaitan dengan makna atau maksud perkataan itu.
Lebih lanjut menurut teori ini tidak ada hubungan langsung antara lambang (symbol) dengan acuan (referent), tidak ada hubungan antara bahasa dengan dunia fisik, sehubungannya selamanya melalui dalam wujud konsep-konsep yang bersemayam dalam otak. Hubungan antara lambang dan acuan bersifat arbitrer. Sebab itu, tidak ada alasan yang kuat mengapa konsep tersentu harus dihubungkan dengan lambang yang berwujud deretan bunyi atau deretan huruf yang bermakna, dan karena itu linguis tidak dapat menjelaskan secara tuntas tentang tanda dalam system bahasa.
-          Seorang anak menangis.
Deskripsi:

Dalam pikiran (Thought or Reference) : - ada yang menangsis
-    Manusia
-    Jumlahnya satu orang
-    Anak-anak
Lambing (symbol) : seorang anak menangis
Acuan (referent): ada seorang anak yang menangis

-          Semua buruh di PT “X” mogok kerja
Deskripsi:

Dalam pikiran (Thought or Reference) : - banyak orang
-    dewasa
-    bekerja disatu perusahaan yang sama yaitu perusahaan “X”
-    mogok kerja
Lambang (symbol) : Semua buruh di PT “X” mogok kerja
Acuan (referent): orang-orang yang bekerja sebagai buruh di perusahaan “X”.

2.      Unsur makna (semantik) merupakan unsur yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsure bahasa yang lain seperti morfem, kata, frasa dan lain-lain. Uraikan pendapat Saudara tentang pernyataan tersebut!
Jawab:
Perkembangan bahasa membuat makna suatu kata dapat mengalami perubahan.      Dalam perkembangan penggunaannya, makna kata sering mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi karena pergeseran konotasi, rentang masa penggunaan, jarak, dan lain-lain. Perubahan makna (juga disebut pergeseran makna, pengembangan makna atau penyimpangan makna) merupakan evolusi penggunaan kata biasanya hingga tahapan makna modern menjadi sangat berbeda dari makna aslinya. Perubahan makna terjadi karena adanya perkembangan pemikiran dari pengguna bahasa yang kemudian menimbulkan kebutuhan kata-kata baru serta perkembangan bahasa. Hal ini berbeda dengan morfem, kata, frasa dan lain-lain yang tidak mudah  berubah, sebuah kata mungkin sulit mengalami peubahan namun lebih kepada munculnya kata baru yang meramaikan khasanah bahasa Indonesia.
3.      Bagaimana relasi makna kata “terbit” yang terdapat dalam kalimat-kalimat berikut? (komentarilah)!
a.       Buku pengantar semantik merupakan karyaku yang kesepuluh dan baru terbit beberapa bulan yang lalu.
b.      Matahari pasti terbit di ufuk timur dan terbenan di ufuk barat.
c.       Syarat untuk mendapatkan ISSN bagi sebuah jurnal ilmiah harus terbit secara berturut-turut empat kali tanpa mengalami keterlambatan.
d.      Penerbit gramedia menguasai 80% pangsa pasar.
e.       Terbitan pertama KBBI sarat kekurangan.

Jawab:

-          Buku pengantar semantik merupakan karyaku yang kesepuluh dan baru terbit beberapa bulan yang lalu.

-          Syarat untuk mendapatkan ISSN bagi sebuah jurnal ilmiah harus terbit secara berturut-turut empat kali tanpa mengalami keterlambatan.

Kata ‘terbit’ pada kedua kalimat diatas sama-sama bermakna ‘dicetak dan diedarkan’, namun berkategori kelas kata verba. Hal ini berbeda dengan kata ‘terbit’ pada kalimat:

-          Terbitan pertama KBBI sarat kekurangan.

Pada kalimat tersebut kata terbitan bermakna ‘hasil cetak’ dan berkategori kelas kata nomina.
Jadi, pada ketiga kalimat tersebut tidak memiliki relasi makna karena kata dan maknanya sama walaupun kalimat ketiga lebih khusus dan berkelas kata nomina.

-          Matahari pasti terbit di ufuk timur dan terbenan di ufuk barat.

Kata ‘terbit’ pada kalimat tersebut bermakna ‘timbul, bersinar, keluar’ sehingga berelasi makna dengan kalimat yang lain dalam bentuk homonimi.

-          Penerbit gramedia menguasai 80% pangsa pasar.

Kata ‘terbit’ Pada kalimat tersebut bermakna pelaku  yang menerbitkan sesuatu. kata ‘terbit pada kata ‘penerbit’ dari hasil proses morfologis sehingga bermakna pelaku. Sehingga tidak ada hubungan makna dengan kalimat yang lain.

4.      a. uraikan perbedaan kata dan istilah berserta contohnya masing-masing!
b.   Masih ingatkah saudara tentang apa itu marked dan unmarked? Jelaskan dan berikan tiga contohnya!

Jawab:

a.      Perbedaan kata dan istilah beserta contohnya masing-masing sebagai berikut:
Dalam buku Bahasa Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi dijelaskan bahwa kata didefinisikan sebagai bentuk bahasa yang bebas terkecil, paling tidak harus terdiri atas satu morfem bebas, yang dapat digunakan untuk membangun kalimat. Pada hakekatnya Kata  adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti yang terdiri dari deretan huruf yang diapit oleh dua spasi. Dalam kata terdapat banyak makna.
Sementara Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dalam  istilah mempunyai satu makna.
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa istilah bisa juga merupakan sebuah kata. Perbedaan antara kata dengan istilah adalah kata dipakai dalam berbagai bidang kehidupan, sedangkan istilah hanya dipakai dalam bidang kehidupan tertentu. Kata memiliki makna yang cenderung tidak pasti, tergantung dari konteks kata itu digunakan, sementara itu istilah cenderung memiliki makna yang pasti, tidak tergantung dari konteks. Kesimpulanya semua kata tidak dapat menjadi istilah, tetapi semua istilah dapat menjadi kata.

Contoh Kata:

-          Bisa ular bisa membuat orang dewasa meninggal dunia.  Kata ‘bisa’  pada awal kalimat memiliki makna yang berbeda dengan kata ‘bisa’ berikutnya.
-          Kata rapat, dapat berarti hampir tidak berantara; dekat sekali (tidak renggang) (menurut kamus bahasa Indonesia.org), namun dapat pula berarti pertemuan (kumpulan) untuk membicarakan sesuatu; sidang; majelis (menurut kamus bahasa Indonesia.org).
Ini membuktikan bahwa makna dari sebuah kata akan berbeda-beda menurut konteks.
Contoh Istilah:
Embrio adalah salah satu ilmu yang dipelajari dalam biologi. Istilah embrio mempunyai arti satu yaitu janin. Meskipun kita membuat 10 kalimat dengan istilah embrio, maknanya akan tetap.

b.      Deskripsi marked dan unmarked sebagai berikut:
-          Marked adalah kalimat yang bertanda karena penggunaan kalimatnya tidak lazim
Contoh:-
a.        seberapa murah baju ini ?
b.      Seberapa dekat rumah anda?
-          Unmarked adalah kalimat yang sudah lazim digunakan sehingga tak bertanda.
Contoh:
a.       Seberapa mahal baju ini?
b.      Seberapa jauh rumah anda?


5. kemukakan sekurang-kurangnya tiga hal yang membedakan homonimi dan polisemi!
Jawab:
Perbedaan homonimi dan polisemi sebagai berikut:
1.      Homonimi dilihat sebagai bentuk yang sama dengan makna yang berbeda dan tidak ada hubungan makna, digunakan secara denotatif. Sedangkan polisemi berasal dari satu kata memiliki banyak makna namun ada hubungan makna dari sekian makna tersebut dan digunakan secara konotatif kecuali kata induknya.
2.      Homonimi memiliki nama yang sama untuk benda atau hal yang lain sedangkan polisemi memiliki satu nama namun bermakna banyak yang maknanya tidak lepas dari konsep dasar yang ingin diungkapkan.
3.      Homonimi adalah relasi makna antara yang ditulis sama dengan yang dilafalkan, tetapi maknanya berbeda sedangkan polisemi yaitu satu kata dan memiliki lebih dari satu makna atau beberapa makna yang berhubungan.
4.      Makna-makna dalam dua bentuk homonimi tidak mempunyai hubungan sama sekali. Contohnya: ”kepala” pada bentuk kepala surat dan makna ”kepala” pada kepala jarum bisa di telusuri berasal dari makna leksikal kata kepala itu. Sedangkan makna-makna yang ada dalam polisemi meskipun berbeda tetapi dapat dilacak secara etimologi dan semantik, bahwa makna-makna itu masih mempunyai hubungan. Contohnya: kata pacar ”inai” dan kata pacar ”kekasih”. (Chaer, 2003:304)
5.      Cara Membedakan Antara Homonim dan Polisemi: Menetapkan kata itu berdasarkan etimologi atau pertalian historisnya, Dengan mengetahui prinsip perluasan makna dari suatu makna dasar, salah satunya adalah metafora, Makna-makna yang ada dalam polisemi meskipun berbeda tetapi dapat dilacak secara etimologi dan semantik, bahwa makna-makna itu masih mempunyai hubungan. Makna-makna dalam dua bentuk homonim tidak mempunyai hubungan sama sekali.
6.      Homonimi adalah beberapa leksem yang mempunyai bentuk yang sama atau dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya kebetulan sama, namun maknanya tentu saja berbeda karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan. Sedangkan Polisemi adalah satu leksem dengan beberapa makna atau suatu kata yang  memiliki lebih dari satu makna yang masih memiliki hubungan makna.


7.      Perhatikan skema berikut!
Unggas
                         
Ayam              burung                       bebek              itik                   angsa

                        Balam             elang               gagak              nuri     cendrawasih

Kalkun           ayam hutan    ayam katek    ayam broiler

Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa leksem unggas mencakupi ayam, burung, bebek, itik, dan angsa. Selanjutnya, burung mencakupi balam, elang, gagak, nuri, cendrawasih dll. Begitu pula dengan leksem ayam yang meliputi kalkun, ayam hutan, ayam katek, ayam broiler dll.
Pertanyaan:/intruksi:
a.      Relasi semantic antara unggas dan ayam atau antara burung dan elang disebut sebagai…..
b.      Relasi semantik yang diperlihatkan melalui hubungan ayam - burung, ayam - bebek, atau burung – angsa (horizontal) disebut sebagai ……
c.       Jika hubungan/relasi antara unggas – burung atau antara burung – gagak dikategorikan sebagai relasi semantic hiponimi, hubungan antara rumah – atap, rumah – pintu, rumah – jendela, rumah- kamar mandi dst mengandung relasi semantic yang disebut meronimi. Jelaskan perbedaan antara keduannya (homonimi – meronimi).
d.      Buatlah dua contoh skema semantic yang lain tentang relasi hiponimi dan satu contoh relasi meronimi.


Jawab:

a.       - Relasi semantik antara unggas dan ayam             unggas merupakan hipernim dari ayam.
-     Relasi semantik antara burung dan elang            burung merupakan hipernim dari ayam .
Jadi,  relasi semantik kata tersebut disebut sebagai hipernim.

b.      - Relasi semantik  ayam  dan  burung             kohiponimi                             
-    Relasi semantik ayam dan  bebek                  kohipinimi
-    Relasi semantik  burung dan  angsa             kohipinimi      
-          Jadi Relasi semantic horizontal disebut sebagai kohiponimi

c.       perbedaan antara hiponimi  dan meronimi adalah sebagai berikut:
-          Hiponimi adalah hubungan makna yang mengandung pengertian hierarki (pegaturan secara berurutan unsur-unsur bahasa mulai dari yang terkecil “terendah” sampai yang terbesar “tertinggi”). 
-          Sedangkan meronimi adalah bentuk ujaran yang maknanya merupakan bagian atau komponen dari bentuk ujaran yang lain.  Jika kita menyebutkan sebuah kata maka tanpa perlu dijelaskan makna kata tersebut sudah mewakili kata lain.
Contoh:  Pintu, jendela, dan atap adalah meronimi dari rumah.
d.      Contoh skema hiponimi:
1.                                                                                                                     Makhluk hidup

                                    Binatang                                                                      tumbuhan

            Burung                                    ikan

                                    Lele                                         lumba-lumba


2.                                                                                                Tumbuhan

Bunga                          sayur                pohon


            Bayam             kangkung                    sawi    

-          Contoh skema meronimi:
Wajah

Mata                hidung             mulut

7.  kemukakan pendapat Saudara apakah “ambigu yang menyebabkan timbulnya polisemi ataukah justru sebaliknya (polisemilah yang menyebabkan lahirnya ambiguitas)?
Jawab:
Menurut saya setiap bahasa pasti terdapat sebuah kata yang memiliki lebih dari satu makna sehingga inilah yang menyebabkan lahirnya polisemi. Kata yang berpolisemi memberikan banyak pilihan makna,  karena kegandaan makna dalam polisemi dari kata,  sementara kegandaan makna pada ambiguitas berasal dari satuan yang lebih besar  yaitu frasa atau kalimiat. Dengan demikian  polisemilah yang menyebkan lahirnya ambiguitas.

8.      Gambarkanlah/deskripsikanlah bagaimana hubungan antara semantik dan pragmatic? (sebagai petunjuk jawabannya, Saudara dapat membaca buku Pengantar Semantik oleh Stephen Ullman terjemahan Sumarsono pada halaman 58-64).
Jawab:

Peranan konteks (pragmatik) dalam semantik yaitu memperjelas makna atau rujukan makna dari sebuah kata yang dipilih. Memang ada beberapa kata sudah memiliki arti sendiri dapat dapat berdiri sendiri tetapi konteks memberikan kontribusi yang besar dalam penentuan makna kata.
            Secara umum dapat dikatakan ada dua jenis pengaruh konteks terhadap kata, yaitu:
1.      Yang berpengaruh terhadap kata apa saja
2.      Dan yang lebih besar berpengaruhnya terhadap beberapa kata dari pada kata yang lain.

Konteks yang dimaksud di sini bisa berupa konteks yang tertera dalam teks atau konteks situasi. Konteks situasi tidak hanya berarti situasi yang sebenarnya tempat  ujaran terjadi, tetapi juga menyangkut keseluruhan latar belakang budaya dimana peristiwa tutur itu terjadi.
Jadi, pengaruh konteks itu sangat beragam: pengaruh itu berbeda dari kata yang satu ke kata yang lain, dan berbeda dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Ungkapan-ungkapan yang penuh dengan homonimi misalnya akan sangat bergantung kepada konteks supaya menjadi jelas mana yang dimaksud. Makin banyaknya konversi (beralihnya kata dari satu jenis kata ke jenis kata yang lain) akan menambah pentingnya konteks. Sejumlah factor yang ikut menentukan peranan konteks akan makin bertambah jika kita mulai berbicara tentang keistimewaan atau keganjilan makna suatu kata. Namun, kita perlu lebih dulu melihat lebih dekat puncak dari semua teori semantik, yaitu hakikat makna itu sendiri.
9.      Pilihlah dua bab di antara kesembilan bab buku semantic (Geoffrey Leech) (bab 6-14) yang menjadi faforit Saudara. Kemukakan poin-poin penting beserta kesimpulannya. (panjangnya dua halaman penuh).

Jawab:
Komponen dan Kontras Makna
-          Komponen makna
Analisis makna kata seringkali dilihat sebagai suatu proses memilah-milahkan pengertian suatu kata ke dalam ciri-ciri khusus minimalnya; yaitu, ke dalam komponen yang kontras dengan komponen lain. Suatu contoh yang sangat sederhana tentang hal ini diberikan dalam kata-kata seperti man, woman, boy, girl, dan kata-kata yang berkaitan dengan itu di dalam bahasa Inggris. Kata-kata ini semua termasuk di dalam bidang semantik ‘ras manusia’ dan dalam hubungan antara mereka itu dapat dilukiskan dengan ‘diagram bidang’ atau dengan menuliskan rumus-rumus yang di dalamnya digambarkan dimensi makna itu dengan ciri lambang.  Rumus-rumus ini disebut sebagai definisi kompenensial dari kata-kata itu.
Analisis komponensial seringkali digunakan untuk metode analisis yang diuraikan di sini, yaitu mereduksi makna kata ke dalam unsur-unsur kontrastif yang paling kecil.
Hubungan komponensial dibagi menjadi dua bagian :
(I)  Sinonimi dan polisemi adalah hubungan antara bentuk dan makna :
(a)    Sinonimi : lebih dari satu bentuk memiliki makna yang sama
(b)   Polisemi : bentuk yang sama memiliki lebih dari satu makna.
(II)Hiponimi dan inkompatibilitas adalah hubungan antara dua makna:
(a)    Hiponimi adalah memasukkan satu makna ke dalam makna yang lain.
(b)   Inkompatibilitas adalah mengeluarkan satu makna dari makna yang lain.
Oposisi Taksonomi
1.    Taksonomi Biner
Dalam pengertian objektif fisik tidak ada pertentangan yang jelas antara hidup dan mati, terdapat strategi verbal yang memungkinkan kita menunjuk kekaburan perbatasannya.
2.    Taksonomi Ganda
Kemutlakan perbatasan mungkin ditentukan dengan pengertian logis, Tetapi sekali lagi, bahasa seringkali, dalam tahap yang lebih luas, memiliki sarana untuk menunjukkan perbedaan kategori yang satu dengan yang lain.

Oposisi Polar
Jika oposisi semantik tidak semua bersifat biner, maka juga tidak semuanya bersifat taksonomik. Sejumlah oposisi polar pada dasarnya adalah evaluatif dan baginya bukan hanya ada norma yang dihubungkan dengan objek, tetapi juga norma yang subjektif yang dihubungkan dengan penutur (speaker-related).
Oposisi Relatif
Oposisi relatif yaitu suaturelation ‘hubungan’ menyangkut kontras arah.
Tipe oposisi lain meliputi , oposisi hierarki dan oposisi inversi.
Simpulan :
Analisis komponensial adalah teknik untuk mendeskripsikan saling hubungan dari makna dengan memilah-milahkan setiap konsep menjadi komponen minimal, atau ciri-ciri yang berbeda dalam pengertian oposisi (opposition) semantik atau dimensi kontras.
Teori-Teori Alternatif
Semantik ‘Generatif’ versus ‘Interpretif’
            Label semantik generative dan interpretif yang terkenal (meskipun secara potensial menyesatkan) tidak banyak cara mempelajari semantic dan mengenai cara menghubungkan semantic dengan sintaksis. Keduanya berkembang dari tatabahasa transformasional ‘klasik’ tahun 1965.
            Baik semantik interpretif maupun semantik generatif mengambil titik tolak dari teori ‘klasik’ Chomsky (1965) bahwa suatu kalimat dilihat secara sintaksis sebagai tersusun atas dua tingkat utama: yaitu tingkat struktur dalam dan struktur permukaan. Diantara yang dikemukakan oleh teori ‘klasik’ adalah (a) bahwa struktur permukaan sintaksis adalah salah satunya tingkat sintaksis yang relevan dengan ketentuan interpretasi fonetik; dan (b) bahwa struktur dalam sintaksis adalah satu-satunya tingkat sintaksis yang relevan dengan interpretasi semantik.
            Teori klasik memelihara komponen semantik interpretif artinya makna suatu kalimat ditentukan oleh penerapan kadiah semantik pada dasar sintaksis. Semantik generatif berkembang melalui jalur yang sangat berbeda. Struktur dalam pertama-tama mengarah pada ‘pendalaman’ struktur dalam agar membuatnya lebih dekat dengan penggambaran makna suatu kalimat, dan sejalan dengan itu mengarah pada memanjangnya proses transformasional tentang derivasi dari struktur dalam ke struktur permukaan. Jika struktur dalam suatu kalimat dinyatakan sedemikian ‘dalam’ sehingga identik dengan penggambaran semantik .Hal ini berarti bahwa komponen ‘dasar’ menurut pengertian Chomsky tidak lagi bersifat sintaksis, tetapi bersifat semantik.
Simpulan :
Telah digambarkan  secara garis besar perbedaan antara pandangan generative dan interpretif mengenai hubungan antara semantic dan sintaksis. Baik semantik interpretif maupun semantik generatif mengambil titik tolak dari teori ‘klasik’ Chomsky (1965) bahwa suatu kalimat dilihat secara sintaksis sebagai tersusun atas dua tingkat utama: yaitu tingkat struktur dalam dan struktur permukaan. Teori klasik memelihara komponen semantik interpretif artinya makna suatu kalimat ditentukan oleh penerapan kadiah semantik pada dasar sintaksis. Semantik generatif berkembang melalui jalur yang sangat berbeda.

10.  Tulislah dalam dua paragraph tentang kesan positif (misalnya hal-hal/pengetahuan baru yang saudara peroleh selama beberapa pertemuan yang terlewati) dan satu paragraph tentang kesan negatif.
Jawab:
Kesan Positif
Banyak hal yang saya peroleh melalui mata kuliah analisis wacana. Bapak menggunakan kalimat-kalimat ringan dan tepat menjawab apa yang belum kami ketahui. Kebiasaan nyaman yang kami gunakan saat di mata kuliah ini kami bawah di matakuliah lain sampai beberapa dosen juga senang mengajar di kelas kami. Mungkin tidak baik saya ungkapkan di sini tapi saya tidak merasa malu ketika pergantian dosen oleh Ibu Gusnawaty, beliau menguji kami dengan pertanyaan seputar praktek analisis wacana dan beberapa teori yang pernah dibahas sebelumnya, kami dapat menjelaskan walaupun mungkin belum maksimal.
            saya mempertimbangkan Teori para ahli dan metode yang ditawarkan dari analisis wacana yang saya pelajari, karena sebelumnya saya sudah tertarik untuk menganalisis wacana. Beberapa metode yang kami pelajari khususnya etnografi menjadi metode yang dipakai peneliti calon professor dari Universitas Malaya, saya tidak merasa binggung mendengarnya karena dasar dari metode tersebut telah saya pelajari. Terimakasih.

Kesan Negatif
Mungkin ini tidak masalah bagi teman-teman yang lain, tapi ini menjadi berat bagi saya walaupun ini berpengaruh positif terhadap informasi yang akan saya peroleh pada materi yang akan kami diskusikan. Keberatan Saya yaitu harus mencari materi untuk pertemuan selanjutnya kemudian merangkum hal-hal di pertemuan sebelumnya. Mohon maaf.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KALIMAT AMBIGU DAN KALIMAT PARAFRASE