PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.

BAB I
PENGERTIAN KOMPOSISI
Pengertian Komposisi adalah proses penggabungan dasar dengan dasar (biasanya berupa akar maupun bentuk berimbuhan) untuk mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung dalam sebuah kata. Proses komposisi ini dalam bahasa Indonesia merupakan satu mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan dan pengayaan kosakata yang kita ketahui sangat terbatas. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia kita sudah punya kata merah, yaitu salah satu jenis warna. Namun, dalam kehidupan kita warna merah itu tidak semacam, ada warna merah seperti warna darah; warna merah seperti warna jambu; warna merah seperti warna delima, dan sebagainya. Maka untuk membedakan semuanya kita buatlah gabungan kata merah darah, merah jambu, merah delima, dan sebegainya.

BAB II
PERBEDAAN KOMPOSISI, FRASA DAN KLAUSA

1.    Komposisi adalah bentuk pengungkapan gagasan berupa gubahan yang tercermin dalam susunan beberapa kalimat.
2.    Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalmia.
3.    Klausa ialah satu unit rangkaian perkataan yang mengandungi subjek dan predikat yang menjadi konstituen kepada ayat. Klausa merupakan ayat yang membentuk ayat majmuk. Klausa terbahagi kepada dua jenis, iaitu klausa bebas dan klausa tak bebas.

BAB III CIRI-CIRI KOMPOSISI
CIRI-CIRI KOMPOSISI

1.    Kepaduan.
            Kepaduan terbentuk oleh adanya kesatuan dan pertautan. Kesatuan berkenaan dengan pokok masalah, sedangkan pertautan berkenaan dengan hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain berupa kalimat, paragraf, bab, terdapat komposisi yang berbentuk buku. Untuk menjamin adanya kesatuan dan pertautan dalam suatu komposisi hendaknya termuat hanya satu gagasan pokok yang sesuai dengan jenjangnya dan gagasan pokok itu kemudian dikembangkan.
2.    Perbaikan
(a). Banyak orang tua yang mengeluh, mereka tidak dapat memahami pelajaran matematika yang diajarkan kepada anaknya. Oleh karena itu,  mereka tidak dapat membantu anaknya mengerjakan pekerjaan rumah.
(b). Banyak orang tua yang mengeluh, mereka tidak dapat memahami pelajaran matematika yang diajarkan kepada anaknya. Oleh sebab itu,  mereka tidak dapat membantu anaknya mengerjakan pekerjaan rumah.


BAB IV
JENIS-JENIS KOMPOSISI

A.  Komposisi Verbal
Komposisi verbal adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori verbal. Komposisi verbal dapat dibentuk dari dasar:
a.       Verba + verba, seperti menyanyi menari, duduk termenung, makan minum.
b.      Verba + nomina, seperti gigit jari, membanting tulang, lompat galah.
c.       Verba + ajektifa, seperti lompat tinggi, lari cepat, terbaring gelisah.
d.      Adverbia + verba, seperti sudah makan, belum ketemu, masih tidur.

B.  Komposisi Nomina
Komposisi nomina adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori nomina. Komposisi nomina dapat dibentuk dari dasar:
a.       Nomina + nomina, seperti kakek nenek, meja kayu, sate kambing.
b.      Nomina + verba, seperti meja makan,, buku ajar, ruang tunggu.
c.       Nomina + ajektifa, seperti guru muda, mobil kecil, meja hijau.
d.      Adverbial + nomina, seperti bukan uang, banyak serigala, beberapa guru.

C.  Komposisi Ajektiva
Komposisi ajektiva adalah komposisi yang pada satuan klausa, berkategori ajektiva. Komposisi ajektiva dapat dibentuk dari dasar:
a.       Ajektiva + ajektiva, seperti tua muda, besar kecil, putih abu-abu.
b.      Ajektiva + nomina, seperti merah darah, keras hati, biru laut.
c.       Ajektiva + verba, seperti takut pulang, malu bertanya, berani pulang.
d.      Adverbia + ajektiva, seperti, tidak takut, agak malu, sangat menyenangkan.

BAB V
PERBEDAAN KOMPOSI DENGAN IDIOM

Komposisi pembentuk idiom, yakni pengabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya pengabungan meja dengan dasar hijau yang menghasilkan komposisi meja hijau dengan makna ‘pengadilan’. Ada dua macam bentuk komposisi idiomatik, yaitu idiomatik penuh dan idiomatik  sebagian, yaitu idiom yang salah satu unsurnya masih bermakna leksikal. Misalnya: daftar hitam, ‘daftar yang berisi nama-nama orang yang’. Konsep idiomatis penuh dan sebagian ini sama dengan konsep idiom dan semi-idiom yang diungkapkan Harimurti. (5) Komposisi yang menghasilkan nama, yakni yang mengacu pada sebuah maujud dalam dunia nyata.

PENUTUP

Morfologi merupakan cabang linguistik yang mempelajari tentang proses pembentukan kata. Berdasarkan katanya, morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’. Dalam ilmu bahasa (linguistik) morfologi berada di antara kajian fonologi dan sintaksis. Sehingga morfologi memilikik keterkaitan yang cukup erat antara dua kajian tersebut.
Morfologi mempelajari satuan-satuan bahasa berupa morf, morfem, dan kata. Morf merupakan satuan gramatikal yang bersifat konkret dan memiliki wujud fisik yang sama dengan alomorf. Morfem merupakan satuan gramatikal yang sifatnya abstrak dan memiliki makna. Dan kata merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satu morfem atau lebih dan dapat berdiri sendiri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KALIMAT AMBIGU DAN KALIMAT PARAFRASE