Tugas MK Morfosintaksis



Afiksasi dan Beberapa Kasus



Description: UnhasBlack Baru.JPG


Oleh :
rismaniye
Bahasa Indonesia







Fakultas Sastra
Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin
2015

1)   Prefiks
a)      Prefiks meng-
Meng-              à meng- + (vokal, k, g, h, x)
                        à me- + (l, r, y, w, m, n, ng, ny)
                        à men- + (t, d, s)
                        à mem- + (b, f, p,)
                        à meny- + (c, j, s)
                        à menge- + kata satu suku

b)      Prefiks peng-
Peng-               à peng- + (vokal, k, g, x, h)
                        à pe- + (y, r, l, w, nasal)
                        à pen- + (t, d, s)
                        à pem- + (p, b, f)
                        à peny- + (s, c, j)
                        à penge- + kata satu suku

c)      Prefiks per-
Per-                  à pe- + ( /r/ atau suku pertamanya berakhir dengan /er/)
                        à pel- + apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar
à per- tidak mengalami perubahan jika bergabung dengan bentuk dasar lain di luar kaidah 1 dan 2 di atas.

d)     Prefiks ber-
Ber-                 à be- + (/r/ atau suku pertamanya berakhir dengan /er/)
                        à bel- + apabila ditambahkan pada dasar tertentu
à bel- tidak mengalami perubahan jika bergabung dengan bentuk dasar lain di luar kaidah 1 dan 2 di atas.

e)      Prefiks ter-
Ter-                  à te- + /r/
à jika suku pertama kata dasar berakhir dengan bunyi /er/, fonem /r/ pada prefiks ter- ada yang muncul dan ada pula yang tidak.
                                    à di luar kaidah di atas, ter- tidak berubah bentuknya.
2)        Infiks
Bahasa indonesia memiliki sisipan –el, -em, -er,  dan –in, yang tidak lagi produktif. Sekarang kata dengan sisipan cenderung dianggap sebuah kata. Contoh infiks diantaranya : telunjuk, seruling, kemilau.

3)        Sufiks
a)      Sufiks –an
Akhiran –an memiliki fungsi sebagai berikut; (1) sebagai pembentuk kata benda (sufiks nominal, yang bertalian dengan verba meng-), misalnya; tulisanku, asinan, bacaanku, (2) dalam ragam cakapan, akhiran –an berfungsi sebagai pembentuk kata sifat (sufiks adjektival) dan sebagai pembentuk kata kerja (sufiks verbal), misalnya; tabrakan, jualan.
b)      Sufiks –anda
Akhiran –anda (-nda, atau -da) merupakan akhiran penghormat (sufiks honorifik) pada sejumlah istilah kekerabatan, seperti anakanda, ananda, anaknda, ayahanda, dan ibunda.
c)      Sufiks –i
Di dalam bahasa indonesia terdapat dua buah akhiran –i, yaitu akhiran –i sebagai pembentuk kata kerja (sufiks verbal), misalnya; tanami, datangi, dudukilah, dan akhiran –i (-iah, -wi, -wiah) sebagai pembentuk kata sifat (sufiks adjektival), misalnya alami, badani, duniawi, manusiawi.
d)     Sufiks –kan
Akhiran –kan berfungsi sebagai akhiran pembentuk kata kerja (sufiks verbal), misalnya; membukakan, membuatkan, dengarkan, ikatkan.
e)      Sufiks –wan
Akhiran –wan (-wati, -man) merupakan bentuk terikat yang bermakna; (1) yang memiliki, seperti; sukarelawan, hartawan, budiman, dermawan, (2) yang bergerak di, seperti; dramawan, seniman.
f)       Sufiks –in dan –at
Akhiran –in dan –at diserap dari bahasa Arab, yang digunakan berkaitan dengan jenis kelamin, seperti hadirin, muslimin, mukminin, hadirat, muslimat, mukminat.

4)   Konfiks
a)      Konfiks ke-...-an
Bahasa indonesia  memiliki tiga jenis konfiks ke-...-an, yaitu (1) ke-...-an sebagai pembentuk kata kerja (konfiks verbal), misalnya; kedinginan, kemalaman, kecanduan, (2)ke-...-an sebagai pembentuk kata sifat (konfiks adjektifal) misalnya; kebesaran, kemerahan, kemewahan, dan (3) ke-...-an sebagai pembentuk kata benda (konfiks nominal) misalnya; kemanusiaan, kediamannya, kedudukannya.
b)      Konfiks ber-..-an
Konfiks ber-..-an berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (konfiks verbal) misalnya; berhamburan, berlarian, bertabrakan.
c)      Konfiks per-...-an
Mempunyai variasi bentuk per-...-an, pel-...-an, dan pe-...-an, seperti percaturan, perdebatan, pelajaran, dan pemakaman. Konfiks itu berfungsi sebagai pembentuk kata benda (konfiks nominal, yang bertalian dengan awalan pembentuk kata kerja ber-).
d)     Konfiks peng-...-an
Konfiks peng-..-an mempunyai variasi bentuk (pe-...-an, pem-...-an, pen-...-an, peny-...-an, dan penge-...-an, seperti pelarian, pembawaan, penahanan, penyanderaan, dan pengetahuan) berfungsi sebagai pembentuk kata benda (konfiks nominal). Konfiks itu amat bertalian bentuk dan maknanya dengan awalan meng- dengan variasi bentuk; me-.., mem-.., men-.., meny-.., menge-...
e)      Konfiks se-...-nya
Konfiks se-...-nya digunakan untuk membentuk kata keterangan (konfiks adverbial). Konfiks itu dapat diletakkan pada dasar yang berupa adjektiva perulangan ataupun yang bukan perulangan. Se-...-nya yang dilekatkan pada adjektiva perulangan, se- + R(eduplikasi) + -nya, digunakan untuk menyatakan makna ‘paling’ atau tingkat elatif yang tinggi, seperti; setingginya, sebaiknya, sebenarnya, sejujurnya, sebaik-baiknya, setinggi-tingginya, sejujur-jujurnya.
Beberapa kasus :
1.      Pada kata mengedepankan atau kata mengedepan, jika sesuai dengan kaidah morfofonemik yang apabila prefiks meng- di tambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /d, t/ (Arifin, dkk. 2009: 17), maka prefiks meng- berubah menjadi men-. Namun, pada kata mengedepan yang memiliki dasar depan( fonem /d/) tidak berlaku kaidah morfofonemik meng- + /d/ à men-, sebab pada kata mengedepan telah terjadi dua kali proses afiksasi yakni; (1) pertama sekali yang melekat pada dasar depan adalah prefiks ke- sehingga terbentuklah kata kedepan, (2) kemudian yang terakhir hadir dalam pengimbuhan itu adalah prefiks meng- yang dilekatkan pada kata kedepan sehingga terbentuklah kata mengedepan. Hal yang sama terjadi pada kata mengedepankan, yang paling pertama melekat pada dasar depan adalah prefiks ke- sehingga menjadi kata kedepan, selanjutnya terjadi penambahan sufiks –kan pada kata kedepan sehingga menjadi kata kedepankan, dan yang terakhir terjadi  pelekatan prefiks meng- pada kata kedepankan sehingga terbentuk kata mengedepankan. Proses penambahan imbuhan ini disebut simulfiks atau imbuhan gabung. Simulfiks atau imbuhan gabung adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap (Arifin, dkk. 2009:7).

2.      Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /c, j, s, sy/, bentuk meng- berubah menjadi meny-, misalnya menyepak, menjawab, dan mencuci. Namun pada kata menjawab dan mencuci pada contoh sebelumnya mengapa tidak dituliskan menjadi kata menyjawab dan menycuci sesuai kaidah jika prefiks meng- + /c, j, s, sy/ à meny-. Menurut Arifin dkk., untuk menghindari kesulitan dalam menulis dan membacanya, fonem /meny/ seperti yang terdapat pada kata-kata menyjawab dan menycuci dilambangkan dengan fonem men-. Dengan demikian, secara morfologis kata-kata itu sesungguhnya berasal dari {meng-} + {jawab, cuci} à  menyjawab, menycuci. Akan tetapi, dari segi tulisan (ortografis), kata-kata itu dituliskan menjadi menjawab dan mencuci sehingga dapat dengan mudah dituliskan dan mudah juga dibaca.

3.       Prefiks meng- yang dihubungkan dengan kata kaji, misalnya, menghasilkan kata mengaji (membaca Al Quran) dan mengkaji (mempelajari, memeriksa, menyelidiki, memikirkan, menguji, menelaah). Akan tetapi jika sesuai dengan kaidah yaitu jika prefiks meng- + /k, h, x, vokal/ à meng- dan jika kata tersebut dimulai dengan huruf /k, t, s, p/ maka akan terjadi peluluhan, misalnya pada kata kaji yang melekat pada pefiks meng- maka akan menghasilkan kata mengaji, lalu bagaimana dengan kata mengkaji, apakah kata yang baku adalah mengaji bukan mengkaji?, sedangkan dalam kbbi juga terdapat kata mengkaji. Dalam hal ini penggunan kata mengkaji dan mengaji bergantung pada konteks kalimat, jika konteks suatu kalimat lebih cocok untuk menggunakan kata mengaji, maka kata yang digunakan adalah kata mengaji begitupun sebaliknya jika konteks suatu kalimat berhubungan dengan menguji atau menelaah maka kata yang tepat digunakan adalah kata mengkaji






























Daftar Pustaka :
Arifin, Zainal dan Junaiyah. 2009. Morfologi :Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: PT Grasindo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KALIMAT AMBIGU DAN KALIMAT PARAFRASE